Januari 2011
peternak ayam petelur
peternak ayam petelur

peternak ayam petelur
peternak ayam petelur

peternak ayam petelur
peternak ayam petelur

Peternak Ayam Petelur

Sejarah singkat tentang berdirinya Peternak Ayam Petelur - Sukabumi ( Anwar Peternak Ayam Petelur Sukabumi) ini bermula dari seringnya pemilik peternakan ini berkunjung ke tempat-tempat peternakan milik sahabatnya yang hampir ada di seluruh pelosok wilayah Sukabumi. Pada Tahun 2005 lalu, pernah mencoba mengembangkan Ayam Petelur jenis Ayam Arab yang sedang BOOMING saat itu (untuk wilayah tertentu). Dengan bermodalkan seadanya saat itu, saya mencoba untuk membuat Mesin Tetas Telur sendiri dengan berbahan tripleks yang ketebalannya 12 mm. Melihat beberapa telur yang sedang di tetaskan dengan mesin tetas buatan-nya sendiri itu berhasil, akhirnya mulai saat itu Anwar Peternak bisa di katakan tidak henti-hentinya untuk mempelajari tentang Bisnis ayam petelur dan memproduksi mesin tetas ini di sela-sela waktu luangnya saat masih bekerja di Pelabuhan maupun di rumah (waktu yang sudah lampau/dulu)

setelah sekian tahun berjalan dan merasa diri ini mampu dalam hal mengelola peternakani, akhirnya di penghujung tahun 2009 lalu saya memulai bisnis baru yang telah saya pelajari beberapa tahun lamanya yaitu menjadi seorang peternak. Hingga akhir dari semua artikel yang saya tulis ini di ambil dari beberapa pengalam pribadi dan hasil Shearing dengan beberapa kawan dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat, bahkan ada sebagian pendapat telah memvonis bahwa untuk bisnis ternak ayam petelur sama dengan menjalankan bisnis yang tidak ada ke-stabil-annya/pasang surut........namun hati saya sudah kokoh untuk menjalankan usaha ini, maka didirikanlah lahan kosong yang baru di beli ini untuk di jadikan Lokasi Peternakan

Adakalanya kita memang harus berfikir serta berhitung ekstra hati-hati untuk memulai suatu usaha / bisnis. adakalanya seseorang yang memiliki uang yang banyak, tapi bicara tentang pengalaman bisnis peternakan ini sangatlah MINIMM, atau bisa juga sebaliknya yaitu memiliki banyak pengalaman dan Ilmu namun MINIM dalam hal MODAL dan yang Sangat beruntung sekali bagi sebagian orang yang telah memiliki pengalaman dan Ilmu serta Uang banyak yang mendukungnya untuk berbisnis peternakan ini.

AWAL BISNIS
Membahas mengenai bisnis peternakan ini sebenarnya sudah di awali sejak masih bekerja di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada tahun 2005 lalu. Namun di karenakan belum adanya keseriusan dalam hal memulai bisnis peternakan ini dengan alasan yang KLASIK yaitu MALAS dan TAKUT untuk menghadapi KERUGIAN yang besar, maka niatnya untuk menjadi seorang peternak di tunda dan Ilmu yang telah saya pelajari dan miliki hanya di jadikan ILMU PRIBADI yang terpendam saja.

AWAL KEMUNDURAN
Awalnya bisnis ini sangat menjanjikan keuntungan yang sangat besar. Saya berfikir, bahwa untuk berbisnis ini   akan balik modal dalam kurun waktu yang amat cepat. Memang benar..... hanya berselang 6 Bulan lamanya, modal yang sudah di keluarkan sudah balik kandang alias kembali ke pemiliknya. Satu Hal yang tidak bisa terlupakan adalah luar biasanya mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar lokasi peternakan kami .

Hanya selang waktu beberapa bulan kedepan saat masa keemasan itu, akhirnya berakhir....di awal tahun 2010 tepatnya pada Bulan Februari tahun 2010, turunnya hujan beberapa hari di wilayah peternakan menyebabkab saya terkena musibah Tanah Longsor pada bagian samping Lokasi Peternakan milik saya hingga menimbulkan rasa kekhawatiran yang amat luar biasa. Sejak kejadian saat itu, saya mengalami kerugian yang cukup besar. Hingga saya harus memulainya lagi dari NOL. Untuk memulai dan membangun lagi peternakan yang telah di milikinya, maka harus memiliki modal yang cukup besar......sementara sebelum datangnya musibah longsor terjadi, semua modal yang ada telah di keluarkann untuk membeli Stock barang guna perluasan peternakan yang ada.

Sejak kejadian Longsor menimpa diri saya, akhirnya saya mencoba mengajukan pinjaman pada sebuah Bank Konvensional, namun gagal karena ada persyaratannya yang kurang terpenuhi. Akhirnya saya mencoba untuk meminta bantuan pada Saudara Kandung hingga Saudara Sepupunya yang juga tidak membuahkan hasil.....Padahal, Saudara Kandung dan Sepupunya itu bukan tidak memiliki Uang alias Bokek, karena saya sendiri tahu dan faham benar pada penghasilan yang di dapatinya sehari-hari dari pekerjaannya sebagai Import Operational di Pelabuhan Tanjung Priok......walaupun sudah dapat di pastikan bahwa modal yang di pinjamkan sudah barang tentu PASTI di kembalikan pada pemiliknya......Namun Sifat, Karakter dan Rasa Persaudaraan yang di miliki oleh Saudara-sauadara saya itu telah Raib di makan Rasa Hubbu Duniya-nya sampai melupakan dari mana asal usulnya untuk mendapatkan penghasilan kesehariannya itu (bukan mengungkit dengan apa yang sudah di berikan) namun ini sekedar pembelajaran diri untuk kita semua sebagai Manusia yang memiliki AKAL yang SEHAT / NORMAL.

Alhamdulillah......Allah SWT masih berfihak pada saya, selang beberapa hari setelah upaya mencari pinjaman kesana kemari tidak mendapatkan hasil, yang ada hanya membuahkan kekecewaan yang mendalam, akhirnya kalimat RIZKUHU LAA YA TAHSIF terjadi pada diri saya....Rizki yang datang tak di sangka-sangka.....mantan kawan kerja saya yang pernah satu kantor dulu menelpon saya bahwa dirinya ingin membayar hutangnya pada saya yang cukup besar nilainya, dan Alhammdulillah saya dapat meneruskan Bisnis / Usaha peternakan ini walau hanya untuk sebagian yang dapat di bangun.
Diperlukan kesabaran yang SUPER EXTRA untuk menghadapi Saudara yang memiliki SIFAT Wa Laa Inkafartum itu.....akhirnya saya menjual semua Barang-barang yang ada di Rumah. Semua Aset yang ada BABLAS ANGINE.......maklum saja.....dalam waktu yang sangat mendesak/kepepet itu, semua barang di rumah di Lego alias di Jual pada Tukang Rongsokan. Setelah semua barang barang di kumpulkan....pasti dapat di tentukan..... Kondisi saya saat itu mengalami DEPRESI BERAT...sebenarnya gampang saja dijual semua.......tapi meja, kipas, lemari, kabel-kabel dan masih banyak lagi bagimana cara menjualnya? Setelah tanya sana-sini ada yang bilang, dolen ae nang tukang rombengan. Setelah di Fikir-fikir......O..iya boleh juga idenya. Pikiran saya, tukang rombeng walaupun MEDURO.

Akhirnya datang juga tukang rombeng. Dasar ya… Meduro itu kurang ajar. Kalau nawar itu sak karepe dewe. Masa Accu Mobil Baru yang harganya l (satu) kalau di Toko 750 Ribu ditawar cuma 50 ribu. Dasar Wong Gendheng. Setelah nego-nego akhirnya disepakati harga borongan semua barang di Rumah Rp. 400 ribu. Ya lumayanlah dari pada dibuang.

AWAL BETERNAK AYAM
Setelah semua aset terjual di tambah dengan kawan saya yang bayar hutang itu, akhirnya terkumpul uang 120 juta. Setelah difikir-fikir, usaha apalagi yang secara instan mendatangkan keuntungan besar, Mungkin jual beli tuyul kali ya? Sampe lupa saking stressnya mikir usaha bangkrut. Dalam keadaan seperti ini, namun Alhamdulillah.... istri masih tetap mendukung dan berkeyakinan bahwa Rejeki sudah ada yang ngatur...

Tahap awal yang dipersiapkan adalah lahan untuk kandang. Masalah ini gak jadi masalah sebab tanah yang bekas Longsor itu akhirnya saya rapihkan dan di uruk lagi. Setelah berfikir dan meminta pendapat dari beberapa Kawan dan Tokoh Masyarakat sekitar, ternyata pilihan jatuh pada alternatif membangun kembali lahan yang terkena longsor itu, tapi harus sedikit ngoyo karena harus ngurug biar agar lebih tinggi dari tanah yang ada disekitarnya sebagai antisipasi terjadi longsor lagi. Tahap berikutnya yang harus dipersiapkan adalah kayu serta atapnya. Saran dari Kawan, enaknya pakai bambu dan untuk atapnya pakai genteng bekas. Kalau pilih alternatif ini harus banyak menggunakan kayu reng (kayu untuk meletakkan genteng) dan yang jelas bambu akan kelebihan beban karena genteng beratnya rata-rata 1kg perbuahnya. Ini jelas tidak efisien. Tapi menurut saya pakai kayu kaso dan atap asbes lebih baik, dengan alasan lebih efisien dalam arti tidak membutuhkan banyak bambu dan bentuk kandang lebih enak dilihat walau sedikit harus menyediakan dana lebih. Gak nunggu lama akhirnya saya membeli kayu kaso, reng serta asbes dan beberapa jam saja sudah datang lengkap.Tahap selanjutnya adalah mencari tukang kayu untuk membangun kandang. Mengenai model kandang yang dipilih adalah model monitoring yang punya angin-angin diatas atap. Panjang kandang adalah 18m dan lebar 7 m. sedangkan kandang baterai diatur menjadi bagian tengah tata menjadi 3 SAF/Jajar sedangkan bagian pinggir diatur menjadi 2 SAF saja mengikuti saran dari beberapa pakar peternak layer yaitu seperti model kandang seperti  HURUF W, sehingga dengan ukuran kandang seperti itu bisa menampung 1000 ekor.

Langkah berikutnya adalah membuat pakan sendiri dengan mesin campur pakan yang sederhaana. Mengenai pakan saya membuat dan mencampur pakan sendiri dengan komposisi 30:70:50:25 hasil olahan sendiri. Seminggu berikutnya telur sudah menumpuk banyak. Pilihan yang bijak adalah harus dipasarkan ke toko-toko dengan cara mendatanginya secara langsung atau istilahnya loper ke sekitar pasar Parungkuda. Harga saya tentukan dengan mengurangi harga normal (patokan harga di Pasaran) dikurangi 200 rupiah dengan alasan ukurannya yang masih kecil-kecil. Dan tidak sedikit juga ada yang di titip pada pedagang keliling yang membawa sayuran dan bakul, Hampir setiap Jam 6 pagi setiap harinya mereka sudah datang ke lokasi peternakan untuk mengambil telur yang akan di jual keliling 

SEBUAH PEMBELAJARAN
walau hanya dua tahun sudah perjalanan saya menjadi seorang peternak dan jumlah ayam yang ada hanya 1000 ekor, akan tetapi kendala yang saya hadapi adalah kurangnya lahan kosong yang saya miliki yang hanya mampu untuk menampung 1000 ekor ayam petelur. Namun pada tahun 2014 mendatang, saya harus memenuhi target 20.000 ekor dulu aja (itupun kalau Allah SWT memberi Izin untuk usaha peternakan ini). Yang penting pelan tapi pasti dari hasil pembelajaran bergelut dibidang peternakah ayam beberapa tahun silam.
Namun di samping berjalannya Usaha peternakan yang saya geluti ini, sambil mengisi waktu yang kosong dengan pendidikan dan kemampuan serta pengalaman yang ada, semua itu saya isi dan saya tuangkan pada produksi mesin tetas, kandang besi dan microcontroller hasil karya sendiri. dengan tidak mengesampingkan beberapa pokok bahasan berikut ini, sepertinya saya perlu  juga untuk membagi pengalaman pada pengunjung blog saya ini, di antaranya adalah, :

  • Mutlak diperlukan sebuah kesabaran dan perhitungan matang serta ketelitian untuk berinvestasi dibidang ternak ayam petelur. Bidang ini merupakan investasi yang memiliki tingkat resiko tinggi. Tapi resiko yang tinggi pasti dibarengi dengan profit yang tinggi pula. Kalau Anda punya dana namun ingin aman dan tidak beresiko sebaiknya disimpan saja di Bank Syari'ah milik Pemerintah, Insya Allah Pasti aman tapi dengan cara seperti itu apakah akan mendatangkan keuntungan dan Pengalaman dengan sendirinya?
  • Sangat penting untuk memperhatikan faktor lingkungan sekitar. Seringkali terjadi Complaint dari masyarakat sekitar lingkungan lokasi peternakan dengan berbagai alasan, misalnya : masalah bau, lalat, penyakit dan lain-lain. Flu burung merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh Masyrakat Indonesia walaupun saat ini sudah di temukan Vaksinnya oleh para Pakar dari Kedokteran di Indonesia. Namun Alhamdulillah, untuk lokasi peternakan yang saya miliki ini memang wilayah peternakan, jadi Masyarakat disini sudah Faham benar dengan kondisi dan keadaan yang ada pada peternakan, di tambah lagi dengan kedekataan para Tokoh Masyarakat dan Warga sekitar pada saya.....Hal-hal seperti ini masih dapat di kesampingkan walaupun saya tetap harus menjaga dari semua hal-hal yang sering terjadi pada para peternak yang lain. Jadi pada INTInya, bahwa kita harus tetap hati-hati menjaga dan waspada akan hal yang sering terjadi pada peternak lain terutama menjaga kebersihan dan kesehatan ternak yang kita miliki dan sebaiknya letak lokasi kandang harus agak sedikit lebih menjauh dari pemukiman warga (Kecuali jika memang kondisinya yang sudah mendesak dan sudah tidak ada pilihan lain lagi)
  • Membahas tentang Alternatif terakhir pada point di atas, Jika kondisi kita sudah tidak memungkinkan untuk membuat lokasi peternakan yang agak sedikit menjauh dari pemukiman Warga/Masyarakat sekitar, ada baiknya pada bagian bawah kandang Peternakan kita buatkan Kolam Ikan Lele / Ikan Nila. Selain dari ketahanan tubuh yang kuat, ikan lele dan Ikan Nila ini sangat kebal akan penyakit yang di timbulkan oleh kotoran Ayam yang di makannya. hitung-hitung sambil menyelam minum air.....Toh setiap 3 atau 4 bulan sekali Ikan ini dapat kita keluarkan untuk di Jual pada tengkulak Ikan yang ada di sekitar kita. Dengan cara seperti itu selain mendapat penghasilan dari Telur ayam , kita juga akan mendapat penghasilan sampingan dari Ikan yang ada pada Kolam bawah Kandang dan yang pasti, sedikit mengurangi Virus yang dapat menyebabkan penyakit dan Bau yang disebabkan dari kotoran Ayam yang kita miliki.
  • Melihat dan membaca Kondisi seperti sekarang ini, tenor / Durasi hujan yang tinggi serta kebanyakan Masyarakat pedesaan bergantung hidupnya dari cara bertani, maka kondisi seperti ini tidak dapat di pungkiri dapat di katakan masa-masa paceklik. Kenapa demikian? Saat ini musim penghujan lagi puncak-puncaknya dan panen baru akan terjadi 1-2 bulan lagi, sedangkan beberapa bulan lalu sebelum musim hujan ini (bulan kemarau kemarin) petani sebagian besar tidak menanam padi melainkan jagung, kedelai, kacang hijau dll. Tentu saja mereka kekurangan bahan makanan pokok nasi sehingga dengan segala cara mereka harus menekan pengeluaran sampai pada panen yang akan datang. Jangankan untuk beli daging ayam atau daging sapi sebagai Lauk pauknya, untuk beli beras saja sebagian ada yang kesulitan. Karena Paceklik memaksa orang untuk menahan hasrat untuk makan enak yang harus mengeluarkan banyak uang, maka tidak sedikit sebagian masyarakat memilih untuk membeli telur ayam untuk hidangan sehari-hari. Dengan begitu maka permintaan telur akan meningkat dan jangan lupa.....Penyakit yang datang pada hewan unggas kitapun rentan terkena penyakit. maka sebelum datangnya musim hujan ini semua hewan unggas kita harus di beri Vaksin dari serangan penyakit yang akan datang pada musim penghujan ini.
  • Harus tahu seni dan iramanya jadi seorang peternak. Ada saat-saat tertentu kita memang untung besar dan ada saatnya pula kita tidak untung bahkan mengalami kerugian. Saat untung besar itu sebaiknya kita nabung yang banyak dan jangan bersifat konsumtif karena kita harus ingat pada masa sulit yang terjadi setiap waktu seperti harga pakan yang mahal, telur tidak terserap pasar, harga telur yang rendah dll, tidak jarang kita harus mengalami kerugian yang besar. Pepatah konvensional mengatakan : Sedia payung sebelum hujan. Prediksi manusia adalah semu. Kita harus berserah kepada Allah SWT, dan yang penting adalah berusaha menghindari kemungkinan terburuk yang akan menimpa diri kita
  • Hal terakhir dari pokok bahasan ini, Jangan Lupa Usaha dan Berdo'a karena kedua hal ini tidak dapat kita pisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Jadi Bagaimana menurut anda pengunjung Blog saya ini, apakah catatan kecil ini memberikan Inspirasi dan Pembelajaran untuk meneruskan Usaha Peternakan Ayam Petelur ini? Semuanya saya kembalikan pada anda tentunya.